BANGLISANTUY.COM Sebuah gempa dahsyat berkekuatan 6,3 magnitudo mengguncang wilayah utara Afghanistan pada Senin (3/11/2025), menimbulkan dampak tragis dengan sedikitnya 20 orang kehilangan nyawa dan 320 lainnya mengalami luka-luka.
Informasi mengenai peristiwa ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Sharafat Zaman, yang mengungkap bahwa mayoritas korban yang terdampak berasal dari Provinsi Balkh dan Samangan.
“Di Provinsi Balkh dan Samangan terdapat sekitar 320 orang yang terluka dan lebih dari 20 orang meninggal dunia,” ungkap Zaman dalam pernyataan resmi yang dilansir oleh AFP.
Dia menambahkan bahwa jumlah korban dapat meningkat, mengingat tim penyelamat masih terus melakukan evakuasi di area yang terdampak gempa.
“Sebagian besar korban yang mengalami luka-luka telah kembali ke rumah setelah mendapatkan perawatan,” imbuhnya dalam keterangannya.
Getaran dari gempa tersebut tidak hanya dirasakan di daerah lokal, tetapi bahkan sampai ke ibu kota Kabul, yang berjarak sekitar 420 kilometer dari pusat guncangan.
Warga di Mazar-i-Sharif, yang merupakan ibu kota Provinsi Balkh, berlarian keluar rumah karena takut bangunan mereka akan runtuh akibat getaran yang kuat.
Adanya jaringan komunikasi yang kurang memadai serta infrastruktur yang terbatas di wilayah pegunungan Afghanistan membuat tim tanggap darurat menghadapi tantangan dalam menjangkau daerah-daerah terpencil.
“Respon terhadap bencana sering kali mengalami penundaan, baik selama berjam-jam bahkan hingga berhari-hari,” kata seorang pejabat lokal.
Afghanistan terletak di jalur seismik aktif yang membentang di sepanjang Pegunungan Hindu Kush, di mana lempeng Eurasia dan India bertemu. Hal ini menjadikan gempa bumi sebagai salah satu bencana yang sering terjadi dan dapat berakibat fatal di negara ini.
Gempa terbaru ini menambah daftar panjang bencana alam yang terjadi di bawah pemerintahan Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada 2021. Di bulan Agustus 2025, sudah tercatat gempa bermagnitudo 6,0 di bagian timur yang menewaskan lebih dari 2.200 orang. Selain itu, terjadi pula guncangan besar di Herat pada 2023 dan di Nangarhar pada 2022, yang masing-masing merenggut ratusan korban jiwa dan menghancurkan ribuan rumah.




