BANGLISANTUY.COM Tunku Mahkota Ismail (TMJ) telah menyatakan komitmennya untuk membela tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang dikenakan sanksi oleh FIFA. Hal ini terjadi setelah Komite Banding FIFA menolak banding yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) pada hari Senin, 3 November.
Sebagai pemilik Johor Darul Ta’zim (JDT) dan Penjabat Sultan Johor, TMJ berpendapat bahwa keputusan FIFA ini tidak didukung oleh dasar hukum yang kokoh dan berpotensi memiliki elemen politik di dalamnya.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun Instagram resmi HRH Putra Mahkota Johor pada Selasa, 4 November, TMJ mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan dari badan sepak bola internasional tersebut.
Dia menegaskan bahwa FIFA telah menjatuhkan hukuman kepada para pemain tanpa adanya bukti pelanggaran yang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kode Disiplin FIFA.
“FIFA menghukum para pemain tanpa menerapkan ketentuan hukum yang sebenarnya. Pasal 22 dalam Kode FIFA menegaskan bahwa hanya mereka yang memalsukan atau menggunakan dokumen palsu yang dapat dituntut, dan hal ini tidak berlaku bagi para pemain,”
kata TMJ dengan tegas.
TMJ juga mengekspresikan bahwa keputusan FIFA terlihat bermotif politik dan melanggar prinsip keadilan yang seharusnya diterapkan dalam dunia olahraga.
Dia berpendapat bahwa para pemain ini hanya menjadi korban dari masalah administratif yang seharusnya menjadi tanggung jawab federasi ataupun klub mereka.
Dalam pernyataannya, TMJ menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh kepada ketujuh pemain naturalisasi Malaysia tersebut, yang berencana untuk membawa kasus mereka ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) di Swiss.
“Beberapa orang memilih untuk menuding, sebagian lainnya memilih untuk berdiam diri, tetapi saya memilih untuk berdiri dan mendukung perjuangan para pemain hingga titik darah penghabisan. Kami akan membawa perjuangan ini ke CAS, sebuah badan yang independen,”
sebut TMJ.
Langkah hukum ini dianggap sebagai bentuk pembelaan bagi martabat para pemain dan juga merupakan upaya untuk menjaga reputasi sepak bola Malaysia di kancah internasional.
Sebelumnya, Komite Banding FIFA telah menolak banding yang diajukan oleh FAM terkait sanksi yang dijatuhkan oleh Komite Disiplin FIFA pada bulan September lalu. Keputusan ini membuat denda sebesar 350.000 franc Swiss (sekitar Rp7,2 miliar) terhadap FAM tetap berlaku.
Situasi ini menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh federasi sepak bola Malaysia tidak hanya berdampak pada reputasi federasi itu sendiri, tetapi juga pada pemain yang terlibat. Dengan adanya dukungan dari TMJ, diharapkan para pemain dapat menemukan keadilan yang mereka cari dan meraih hasil yang lebih baik di masa mendatang.
Perjuangan ini bukan hanya soal sanksi, tetapi juga tentang menegakkan prinsip-prinsip keadilan dalam olahraga, di mana setiap individu berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan sesuai dengan ketentuan yang ada.




