BANGLISANTUY.COM – Dalam beberapa waktu terakhir, kelompok ransomware yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) mulai menargetkan berbagai institusi di Indonesia, baik sektor swasta maupun pemerintah. Fenomena ini menjadi suatu peringatan serius bagi keamanan siber nasional.
“Munculnya kelompok ransomware berbasis AI seperti FunkSec merupakan sinyal jelas tentang perubahan lanskap ancaman siber di Indonesia,” ungkap Defi Nofitra, Country Manager Kaspersky Indonesia, dalam pernyataannya pada Senin (13/10/2025).
Defi menekankan bahwa kelompok peretas ini memanfaatkan kode yang dihasilkan oleh AI, menggunakan taktik yang biayanya rendah namun memiliki volume serangan yang tinggi. Hal ini menjadikan mereka lebih canggih dan sulit diprediksi dibandingkan dengan operator tradisional yang ada sebelumnya.
Tren yang muncul ini disebut sebagai ransomware 3.0. Ciri khas dari ransomware jenis ini adalah serangan yang lebih cepat, cerdas, dan mengincar sektor-sektor bernilai tinggi, termasuk pemerintahan, keuangan, pendidikan, serta teknologi.
Dari laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Kaspersky, disebutkan bahwa hanya sekitar 0,25 persen pengguna bisnis di Indonesia yang mengalami infeksi ransomware sepanjang paruh pertama tahun 2025. Meskipun terkesan kecil, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negeri tetangga seperti Malaysia yang tercatat memiliki angka 0,16 persen dan Singapura dengan 0,18 persen.
