Jumat, Oktober 10, 2025

Profil Ade Armando: Analisis Kontroversial tentang Polemik Ijazah Jokowi yang Viral

Politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando kembali menarik perhatian publik dengan analisisnya mengenai isu ijazah palsu yang melibatkan Presiden Joko Widodo. Pernyataan ini menuai reaksi yang beragam, mengingat isu tersebut menyentuh ranah sensitif politik nasional.

Dalam komentarnya, Ade mencurigai adanya keterlibatan beberapa pihak dalam penyebaran berita ini, termasuk PDIP, kelompok 212, serta pihak dari Amerika Serikat. Ia berpendapat bahwa ketegangan yang terjadi antara Jokowi dan PDIP menjadi konteks penting untuk memahami munculnya isu ini.

Menurut Ade, meningkatnya ketegangan antara Presiden Jokowi, PDIP, serta anaknya Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden terpilih, memperburuk situasi menjelang periode transisi pemerintahan.

Ade Armando bukanlah sosok asing di ranah publik. Dengan reputasinya sebagai akademisi dan pegiat media sosial, ia kerap melontarkan pernyataan yang mengundang kontroversi. Lahir di Jakarta pada 24 September 1961, ia menempuh pendidikan sarjana di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1988.

Setelah itu, Ade melanjutkan pendidikan S2 di Florida State University, Amerika Serikat, pada tahun 1991, dan kembali ke UI untuk menyelesaikan pendidikan doktoralnya pada tahun 2006.

Karier akademiknya cukup beragam, termasuk menjabat sebagai Ketua Program S1 Ilmu Komunikasi FISIP UI dari 2001 hingga 2003, serta menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) antara 2004 dan 2007. Meskipun demikian, ia lebih dikenal melalui aktivitasnya di media sosial, di mana ia secara rutin mengemukakan pandangan kritis tentang berbagai isu, termasuk agama, politik, dan hak berekspresi.

Beberapa pernyataannya yang paling kontroversial mencakup pernyataan “Allah bukan orang Arab” dan usulnya agar ayat-ayat Alquran dibaca dalam gaya Minang, Ambon, hingga hip-hop. Kontroversi ini menyebabkan ia dilaporkan ke kepolisian dan sempat menjadi tersangka dalam kasus dugaan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Di tahun 2022, Ade menjadi korban pengeroyokan saat menghadiri demonstrasi yang menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden di depan Gedung DPR/MPR. Insiden tersebut menghukumnya dengan luka parah yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit.

Pada 11 April 2023, Ade resmi mengakhiri kariernya sebagai dosen di UI dan bergabung dengan psi, yang menandai langkah baru dalam hidupnya untuk terjun ke dunia politik. Sejak saat itu, ia tampil sebagai pendukung setia Presiden Jokowi, terutama ketika terdapat ketegangan antara Jokowi dan PDIP menjelang Pemilu 2024.

Sikap vokalnya dan pernyataannya sering kali memicu reaksi beragam dari berbagai kalangan, termasuk dari dalam partai itu sendiri. Salah satu komentar yang menyindir PDIP pernah membuat petinggi partai tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep—yang juga anak Presiden Jokowi—hingga menjatuhkan sanksi ringan kepada Ade yang kemudian meminta maaf dan menjelaskan maksud dari ucapannya.

Di akun X-nya pada 6 Oktober 2023, Ade menanggapi situasi tersebut dan mengucapkan, “Saya memang frontal, tetapi saya harus akui, Pak Jokowi sudah sukses menerapkan politik gaya Solo selama lebih dari 10 tahun. Jadi ya wajar kalau saya mengikuti resep yang terbukti kemanjurannya.”

Dengan gaya khasnya yang blak-blakan dan penuh kontroversi, Ade Armando terus melanjutkan aktivitasnya di dunia politik. Nama dan tindak tanduknya seolah tak pernah surut dari sorotan publik.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru