BANGLISANTUY.COM – Peluncuran buku “The Mentor: 9 Purnama di Sisi SBY” oleh Merry Riana menjadi sebuah momen refleksi mendalam mengenai nilai-nilai ketulusan dan arti sejati dari kepemimpinan. Buku ini memiliki konteks yang signifikan di tengah dinamika dunia yang terus berubah.
Acara berlangsung di Jakarta pada malam Senin, 3 November 2025, dihadiri oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta Menko Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan berbagai tokoh nasional dari berbagai generasi.
Merry Riana menekankan bahwa kehadiran bukunya merupakan suatu panggilan hati dan bukan sekadar sebuah ambisi. “Buku ini tidak pernah saya rencanakan. Hidup sering kali tidak berjalan berdasarkan rencana, melainkan panggilan. Saya ingin menulis bukan tentang kekuasaan, tapi tentang nilai. Bukan teori, tapi kehidupan nyata seorang pemimpin bangsa,” ujarnya dalam sambutannya.
Dalam era modern yang sering kali terasa “terlalu bising”, Merry mengingatkan bahwa ketulusan sering kali terabaikan demi pencitraan. Hal ini menjadi salah satu inti pesan yang ingin ia sampaikan melalui bukunya. “Kita perlu kembali ke dasar, memimpin dengan hati dan nilai-nilai yang benar,” tambahnya.
Buku ini ditujukan untuk mengajak pembaca merenungkan kembali prinsip-prinsip kepemimpinan yang berbasis pada integritas dan pengabdian. Melalui penuturannya, Merry berharap pembaca dapat memahami pentingnya memimpin dengan landasan yang kuat, yakni cinta dan penghargaan kepada sesama.
Pada acara tersebut, SBY memberikan sebuah lukisan yang ia ciptakan berjudul The Light of Hope kepada Merry dan suaminya, Alva Tjenderasa. Lukisan ini bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga melambangkan hubungan antara mentor dan murid yang berlandaskan rasa cinta serta penghargaan antar generasi. SBY menuturkan, hubungan ini penting untuk menjaga kesinambungan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Melalui lukisan tersebut, tampak jelas bahwa seni dan kepemimpinan dapat saling melengkapi. SBY juga menekankan bahwa setiap pemimpin sejati harus mampu menjadi seorang mentor bagi generasi penerus, agar nilai-nilai positif dapat terus hidup dan memberikan inspirasi.
Kehadiran berbagai tokoh nasional di acara tersebut menambah nuansa kekeluargaan dan kehangatan dalam peringatan peluncuran buku ini. Banyak yang melihat bahwa pertemuan ini merupakan sebuah simbol dari kolaborasi lintas generasi, di mana tiap individu memiliki peran penting dalam membentuk masa depan bangsa.
Sena Riana, seorang pembaca setia dan sahabat Merry, mengungkapkan betapa pentingnya buku ini. “Saya percaya bahwa setiap orang, terutama para pemimpin, perlu membaca karya ini. Ini bukan hanya tentang kepemimpinan, tetapi juga tentang kehidupan dan nilai-nilai yang harus kita pegang teguh,” ujarnya.
Melalui buku ini, Merry Riana tidak hanya menyampaikan kisah inspiratif, tetapi juga mengajak pembacanya untuk melakukan introspeksi diri. Dengan mengedepankan nilai-nilai ketulusan, pengabdian, dan integritas, diharapkan buku ini dapat menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin yang lebih baik.
Peluncuran buku “The Mentor: 9 Purnama di Sisi SBY” oleh Merry Riana bukan sekadar sebuah acara formal, melainkan sebuah gerakan untuk menyalakan kembali semangat kepemimpinan yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan. Melalui setiap lembaran buku ini, tersimpan nasihat dan pengalaman berharga yang dapat menjadi bekal bagi semua orang, terutama mereka yang bercita-cita untuk memimpin dengan hati.




