TAJUKNASIONAL.COM – Selain dikenal sebagai destinasi wisata unggulan, Pulau Bali juga memiliki kekayaan tradisi yang unik dan menarik.
Keberagaman tradisi ini tak lepas dari mayoritas masyarakat Bali yang menganut agama Hindu, di mana dalam ajaran dan ibadahnya terdapat berbagai upacara yang wajib dilaksanakan.
Tak heran jika wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga tertarik mengeksplorasi kekayaan budaya dan tradisi Bali.
- Hari Raya Galungan
Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah Hari Raya Galungan, perayaan besar umat Hindu yang berlangsung setiap enam bulan sekali.
Dalam perayaannya, masyarakat Bali menghias jalan dengan penjor, bambu yang dihiasi janur dan simbol-simbol keagamaan.
Galungan dimaknai sebagai peringatan atas kemenangan kebaikan (Dharma) melawan kejahatan (Adharma).
Rangkaian upacara ini dimulai dari Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, hingga Hari Raya Galungan itu sendiri, yang dipenuhi dengan persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan para dewa.
2. Melasti
Tradisi lain yang tak kalah sakral adalah Melasti, ritual penyucian diri yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi.
Umat Hindu melaksanakan sembahyang di pura yang berdekatan dengan sumber air, seperti laut, danau, atau sungai, yang dipercaya mampu membersihkan diri dari kotoran lahir dan batin.
Upacara ini dipimpin oleh pemuka agama, yaitu Romo dan Pinandita, dengan pembacaan doa dan kitab suci.
3. Ngaben
Salah satu tradisi Bali yang telah dikenal secara luas adalah Ngaben, yaitu upacara pembakaran jenazah. Ritual ini bertujuan untuk mempercepat kembalinya roh ke alam asalnya. Ngaben memiliki beberapa jenis, antara lain Mitrayadnaya, Pranawa, dan Swasta, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi keluarga yang bersangkutan.
4. Makare-Kare
Ada juga tradisi unik bernama Makare-Kare atau Perang Pandan yang dilangsungkan setiap tahun di Desa Tenganan, Karangasem. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Dewa Indra dan para leluhur. Dalam upacara ini, dua peserta saling bertarung menggunakan senjata dari daun pandan berduri yang telah dibentuk menyerupai gada, diiringi musik gamelan sebagai latar.
5. Pengerupukan
Menjelang Nyepi, masyarakat Bali juga melaksanakan Pengerupukan, sebuah tradisi untuk mengusir Bhuta Kala, simbol dari kekuatan jahat. Tradisi ini dilakukan dengan menaburkan nasi tawur, membakar obor, serta menimbulkan suara gaduh dengan memukul benda-benda. Pengerupukan biasanya juga diwarnai dengan pawai ogoh-ogoh yang menggambarkan wujud Bhuta Kala.
6. Upacara Metatah
Dalam kehidupan umat Hindu Bali, upacara keagamaan juga menjadi penanda fase kehidupan seseorang. Salah satunya adalah Upacara Metatah atau Mepandes, yaitu prosesi pengikiran gigi taring dan gigi seri bagian atas yang dilakukan saat seseorang memasuki usia remaja. Ritual ini termasuk dalam rangkaian Manusa Yadnya dan biasanya dilakukan sebelum memasuki jenjang pernikahan, sebagai simbol pengendalian diri terhadap sifat-sifat buruk manusia.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI




