Minggu, Desember 7, 2025

Mahfud MD: Dua Cucunya Jadi Korban Keracunan Program Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta

BANGLISANTUY.COM Mahfud MD, yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan serta kini menjadi calon wakil presiden untuk pemilu 2024, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dua cucunya menjadi salah satu korban keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Yogyakarta.

Informasi ini disampaikan oleh Mahfud melalui sebuah video berjudul “Bereskan Tata Kelola MBG” yang diunggah di kanal YouTube-nya pada Rabu, 1 Oktober 2025.

“Cucu saya juga keracunan. Ya, MBG di Jogja,” ungkapnya.

Ia mencatat, kedua cucunya mengalami gejala muntah-muntah setelah mengonsumsi makan siang yang disediakan dalam program tersebut di sekolah mereka.

Salah satu dari cucu Mahfud bahkan harus dirawat di rumah sakit selama empat hari, sementara cucu yang lainnya diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan singkat.

“Ponakan saya punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, masakan bergizi gratis. Satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah. Nah, yang satu (cucu saya) sampai empat hari dirawat di rumah sakit,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mahfud juga memberikan tanggapan mengenai pernyataan Presiden Prabowo Subianto. Presiden menyebut bahwa kasus keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis hanya berjumlah 0,0017 persen dari total 30 juta porsi yang telah didistribusikan. Mahfud berpendapat bahwa masalah ini tidak bisa hanya diukur dari segi persentase.

“Betul, hanya 0,0017 persen, dan kecil sekali. Tapi ini menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan. Sama halnya jutaan pesawat terbang di dunia lalu lalang setiap hari, kalau ada satu saja kecelakaan, orang pasti ribut. Karena itu harus diteliti lagi apa masalahnya,” tegas Mahfud.

Kasus keracunan yang melibatkan program makan siang di sekolah dapat memberikan dampak serius, baik pada kesehatan fisik maupun mental anak-anak yang terlibat. Mereka yang terkena dampak tidak hanya mengalami masalah kesehatan sementara, tetapi juga bisa mengalami trauma yang berkepanjangan. Dalam dunia pendidikan, penting untuk menjamin bahwa setiap anak yang mendapatkan layanan makanan tidak hanya memenuhi kriteria bergizi, tetapi juga bebas dari risiko kesehatan.

Selain itu, kejadian ini juga menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap penyedia makanan dalam program-program pemerintah. Kualitas dan keamanan makanan harus menjadi prioritas utama agar tidak ada lagi kejadian serupa yang merugikan anak-anak.

Kasus ini juga menggugah kesadaran masyarakat mengenai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap implementasi program-program yang mengklaim menawarkan manfaat tinggi, seperti Makan Bergizi Gratis. Komitmen untuk memastikan bahwa program tersebut berjalan dengan baik dan aman adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh.

Mahfud MD, dengan pengalaman dan wawasannya, berharap agar masalah ini bisa menjadi pelajaran berharga. Ke depan, sangat penting bagi pihak berwenang untuk mengutamakan keamanan anak-anak dalam setiap kebijakan publik yang diambil.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru