BANGLISANTUY.COM – Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, menunjukkan keseriusannya untuk bergabung dalam Komite Reformasi Kepolisian yang tengah dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto. Hal ini ia nyatakan melalui akun YouTube resminya, Mahfud MD Official, pada Selasa, 22 September.
Dalam pertemuan dengan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya pada 16 September, Mahfud menyampaikan komitmennya untuk mendukung rencana besar Presiden Prabowo dalam menjalankan reformasi menyeluruh di tubuh Polri.
“Dari diskusi itu, saya hanya menyampaikan konfirmasi satu hal bahwa saya menyetujui seluruh rencana Pak Prabowo untuk reformasi dan saya bisa ikut membantu dalam Tim Reformasi Polri,” ungkap Mahfud.
Mahfud menganggap keterlibatannya dalam Komite Reformasi Kepolisian sebagai wujud nyata kontribusi bagi negara. Meskipun ia belum menjelaskan posisi spesifik yang akan diambil, ia menekankan bahwa terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan untuk mendorong reformasi di lembaga kepolisian.
Menurut Mahfud, ada tiga aspek utama yang harus mendapatkan perhatian serius, yaitu aturan hukum, kualitas aparat, dan budaya kelembagaan. Dari ketiga aspek tersebut, ia berpendapat bahwa isu kultur adalah hal yang paling mendesak untuk diperbaiki.
Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan bahwa reformasi kepolisian tidak hanya sekedar perubahan struktural, tetapi juga harus menyentuh area yang bersifat mental dan budaya. Hal ini dimaksudkan agar anggota kepolisian dapat lebih profesional dalam menjalankan tugas mereka dan lebih dekat dengan masyarakat.
Dalam konteks ini, Mahfud menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para anggota kepolisian, agar mereka memiliki pemahaman yang baik tentang undang-undang dan hak asasi manusia. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung proses reformasi ini dengan harapan bahwa kepolisian akan menjadi institusi yang lebih transparan dan akuntabel.
Di samping itu, Mahfud juga mencatat betapa pentingnya untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian. Hal ini bisa dimulai dengan peningkatan integritas dan profesionalisme yang ditunjukkan oleh para anggota Polri. “Reformasi ini harus berorientasi pada pelayanan publik yang baik,” tuturnya.
Dengan kata lain, reformasi di tubuh Polri adalah langkah vital yang harus diambil untuk menciptakan instansi kepolisian yang lebih baik ke depannya. Komitmen Mahfud MD untuk terlibat dalam proses ini menunjukkan bahwa ada harapan dan usaha dari berbagai pihak untuk mengubah wajah kepolisian menjadi lebih baik.
Mahfud juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak berwenang dalam mewujudkan reformasi ini. Ia percaya bahwa melalui dialog dan kerja sama yang konstruktif, berbagai tantangan yang dihadapi oleh kepolisian dapat diatasi dengan lebih efektif.
Reformasi ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi Polri untuk lebih responsif terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat. Dengan langkah-langkah yang jelas dan terarah, diharapkan kepercayaan publik terhadap kepolisian dapat kembali pulih dan terbangun dengan baik.
Melihat berbagai aspek yang telah diuraikan, jelas bahwa reformasi kepolisian tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta komitmen yang berkesinambungan. Namun, dengan adanya kesediaan tokoh-tokoh penting seperti Mahfud MD untuk terlibat, harapan akan perubahan positif dalam tubuh Polri semakin besar.