BANGLISANTUY.COM — Kinerja keuangan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP hingga kuartal III tahun 2025 menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Laba perusahaan ini hampir mengalami penurunan drastis sebesar 97,9 persen, kini hanya tersisa Rp5,5 miliar. Jumlah ini sangat jauh dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yang mencatatkan laba sebesar Rp267,2 miliar.
Keadaan ini menarik perhatian DPR, terutama Anggota Komisi VI yang berasal dari Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo. Ia menilai bahwa ada masalah serius yang berkaitan dengan efisiensi proyek serta tata kelola keuangan perusahaan yang perlu segera diaddress.
Sartono mengidentifikasi beberapa faktor yang menjadi penyebab menurunnya laba tersebut. Di antaranya adalah tingginya beban bunga utang, keterlambatan dalam pembayaran, serta rendahnya efisiensi dalam pengerjaan proyek. “Ini adalah indikasi bahwa strategi bisnis PTPP perlu diperketat, dan fokus dalam proyek harus lebih selektif pada hal-hal yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Evaluasi harus dilakukan secara bertahap dan menyeluruh,” ungkapnya pada Minggu, 9 November 2025.
Jika tidak ada langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki arus kas dan kontrol biaya, Sartono memperingatkan bahwa opsi untuk melakukan perubahan kepemimpinan akan menjadi pilihan untuk mengembalikan PTPP ke jalur yang lebih sehat dan kompetitif, serta mampu tumbuh kembali. Ia juga menekankan pentingnya melakukan analisis mendalam untuk mengetahui apakah penurunan laba ini dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal.
Melihat situasi yang ada, diperlukan perhatian serius dari manajemen PTPP untuk merumuskan strategi baru demi pelestarian dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Langkah-langkah yang tepat dan cepat akan sangat menentukan kinerja perusahaan ke depan. Dengan evaluasi dan tindakan yang efektif, diharapkan PTPP dapat kembali menjadi salah satu perusahaan konstruksi yang berdaya saing tinggi di Indonesia.
