Power Game Mengerikan untuk Tumpas Gerakan Perubahan

AHY dan Koalisi Perubahan
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bersama capres dari Partai Nasdem, Anies Baswedan, dan beberapa petinggi partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan (Demokrat, Nasdem dan PKS).

Mengerikan! Dikabarkan sejumlah anggota dan Ketua KPU Daerah menyomasi KPU RI. Penyebabnya, ada dugaan pemalsuan dan kecurangan data verifikasi faktual supaya Partai Gelora, PKN, dan Partai Garuda bisa lolos sebagai peserta Pemilu 2024.

Ngeri kuadrat kita ketika mendengar manipulasi itu juga berbasiskan ancaman. Bukan kepalang, yang dituduh mengancam ternyata bersifat struktural. Ada KPU Provinsi, KPU RI, sampai aparat hukum. Makanya, wajar apabila pelontar somasi itu sampai berpayah-payah menyewa pengacara.

Okelah, Partai Garuda pernah jadi peserta pemilu 2019. Tapi, berat ragu kita kalau Partai Gelora dan PKN bisa lolos. Lha, bukankah tidak ada “bedol desa” kader-kader PKS ke Partai Gelora? Makanya, PKS santai-santai saja.

PKN banyak diisi loyalis Anas Urbaningrum. Namun, pengaruh Anas sudah meredup pasca dirinya menjadi pesakitan KPK. Loyalisnya yang kuat-tangguh kocar-kacir. Banyak kabur ke partai lain. Ada yang masuk DPD RI. Pada Pemilu 2019, loyalis Anas berkerumun di Partai Hanura. Tapi apa lacur? Partai Hanura malah tidak lolos parliamentary threshold.

Bandingkan dengan Partai Umat. Partai besutan Amien Rais ini punya dua basis militan. Ada loyalis Amien Rais di PAN, juga jaringan Muhammadiyah. Basis ini eksis di seluruh Indonesia. Tapi toh, Partai Umat tetap tidak lolos.

Jadi, lolosnya PKN, dan Partai Gelora memang mengerikan. Semerbak aroma power game. Siapa yang bermain? Naga-naganya, PKN dan Partai Gelora diposisikan sebagai proxi untuk merecoki gerakan perubahan dan perbaikan Indonesia yang digaungkan Partai Demokrat dan PKS.

Kenapa saya sebut merecoki? Berkat kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Partai Demokrat sudah melesat ke posisi papan atas. Elektabilitasnya tembus 14 persen. Apalagi kalau sudah dapat efek ekor jas dari Anies-AHY di Pilpres 2024. Makin lama, PKS juga terlihat makin solid. Makanya bagi Partai Demokrat dan PKS, sesungguhnya PKN dan Partai Gelora sekadar onak berduri. Gampang ditebas!

Sungguhpun begitu, keberadaan onak berduri tentu memperlambat perjalanan. Makin sulit jikalau onak duri ini terus disuplai air dan pupuk bergizi dari para pemain power game kelas dewa.

Lantas, kenapa Partai Umat tidak lolos? Agaknya, ini gimik untuk PAN. Ikhtiar untuk menjaga PAN agar tetap di barisan KIB, koalisi yang konon dibentuk sebagai kendaraan politik Ganjar Pranowo, sang penerus Jokowi.

Kalau Partai Umat lolos, besar potensi basis PAN yang pro perubahan dan perbaikan akan mengalihkan dukungannya. Komitmen PAN di KIB bisa goyah! Bisa saja PAN bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk menjaga basis pemilih oposisinya.

Di atas segalanya, jika tuduhan kepada KPU RI itu benar, ini adalah pengkhiatan demokrasi. Ini juga penzaliman atas hak rakyat yang ingin perubahan dan perbaikan. Betapa tidak? Jika menjelang titik start saja sudah curang, apa yang menghalangi manipulasi menjelang garis finish? Mengerikan!

Oleh: Rahmat Thayib Chaniago, penggiat demokrasi berkeadaban

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!