Waduh Luhut Salahkan Ukraina Atas Anjloknya Harga Sawit

luhut salahkan ukraina

TajukPolitik – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mencari kambing hitam atas anjloknya harga sawit samapai menyalahkan Ukraina.

Perang berkepanjangan Rusia-Ukraina itu telah berdampak banyak pada perekonomian global. Kini kebijakan ekspor sunflower atau minyak bunga matahari Ukraina menekan harga sawit di pasar global.

“Begitu minyak bunga matahari yang beberapa bulan tidak diekspor, sekarang dibuka dan (pajak) diturunin itu kena kelapa sawit,” ujar Luhut dalam rapat koordinasi masalah sawit, Kamis (7/7).

Hal ini, kata Luhut, berimbas pada sulitnya memastikan harga tandan buah segar (TBS) sawit bisa naik secepatnya. Sentimen dan kondisi pasar internasional disebut menjadi penentu dalam menata kebijakan ini.

“Enggak bisa ngomong sekarang (kenaikan harga TBS). Kita harus lihat Ukraina, dia cadangan sunflower-nya gede enggak terekspor kan, sekarang dibuka, pajaknya dikurangi,” sambung Luhut.

Atas dasar itu, Luhut pun juga meminta agar Sri Mulyani menurunkan harga pungutan ekspor untuk produk sawit tersebut. Supaya jumlah sawit yang diserap bisa jauh lebih besar.

Sembari itu, pemerintah juga sudah memulai audit terhadap perusahaan-perusahaan kelapa sawit. “Sudah mulai (audit), kita berita tahu sudah jalan. Bisa dua bulan sampai tiga bulan,” ujar Luhut.

Sebagian besar pabrik pengolahan minyak mentah di Kabupaten Mukomuko membeli sawit petani dengan harga di bawah Rp 1.000 per kilogram. Harga tandan buah segar (TBS) itu di bawah harga yang telah diputuskan tim perumus senilai Rp 1.666.

“Kita terus monitor harga sawit dan saat ini harga sawit di bawah Rp 1.000 per kilogram karena terbatasnya penjualan tandan buah segar kelapa sawit dari daerah ini,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Apriansyah seperti dikutip dari Antara, Kamis, 7 Juli 2022.

Apriansyah mengatakan harga TBS rendah karena penjualan crude palm oil (CPO) di daerah tersebut terbatas. Sembilan dari sepuluh pabrik sawit yang tersebar di 15 kecamatan tidak memasarkan CPO ke luar daerah.

Sedangkan satu pabrik lainnya tidak beroperasi. “PT Sentosa Sejahtera Sejati yang sama sekali tidak ada penjualan dan pabrik ini sudah tutup selama satu bulan,” ujarnya.

Kendati tak ada penjualan CPO ke luar daerah, pabrik harus menyerap TBS kelapa sawit dari petani setempat. Pabrik pun menunggu kebijakan dari pemerintah pusat untuk mempercepat ekspor CPO karena stok yang ada saat ini hanya banyak terserap untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Adapun secara rinci, ia menyebut harga TBS sawit di pabrik PT Sapta Sentosa Jaya Abadi turun dari Rp 870 per kilogram menjadi Rp 750 per kilogram. Kemudian harga di PT Surya Andalan Primatama turun dari Rp 1.080 per kilogram menjadi Rp 930 per kilogram.

Harga TBS sawit di PT Usaha Sawit Mandiri turun dari Rp 920 per kilogram menjadi Rp 720 per kilogra. Harga di PT Bumi Mentari Karya turun dari Rp 980 per kilogram menjadi Rp 850 per kilogram.

Selanjutnya, harga sawit di PT Karya Sawitindo Mas turun dari Rp 950 per kilogram menjadi Rp 820 per kilogram. Harga sawit di PT Mukomuko Indah Lestari turun dari Rp 970 per kilogram menjadi Rp 840 per kilogram. Lalu, harga sawit di PT Daria Dharma Pratama turun dari Rp 970 per kilogram menjadi Rp 840 per kilogram.

Harga TBS sawit di PT Karya Agro Sawitindo turun dari Rp 950 per kilogram menjadi Rp 820 per kilogram. Harga sawit di PT Gajah Sakti Sawit turun dari Rp 1.130 per kilogram menjadi Rp 900 per kilogram.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!