Sentil Projo Ingin Jokowi 3 Periode, Pengamat: Sekalian Saja Bilang Mau Kembali ke Orba

Projo ingin jokowi 3 periode

TajukPolitik – Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi menyentil Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang mengklaim rakyat Indonesia masih banyak yang menginginkan Presiden Joko Widodo melanjutkan jabatannya hingga tiga periode.

Menurutnya, Projo tidak perlu malu mengatakan bahwa kesepakatan itu ingin meniru pemerintahan pada masa Orde Baru saat kepemimpinan Presiden RI ke-2 Soeharto.

“Atau ya sekalian saja bilang kita mau kembali ke Orde Baru, niru Pak Harto. Yang demo Pak Harto dulu kudu ziarah ke makam Pak Harto sekalian minta maaf,” kata Hasan kepada wartawan, Rabu (31/8/2022).

“Enggak usah malu-malu menyebut mereka sebagai contoh,” sambungnya.

Ia menjelaskan bahwa sistem perlementer seperti di Jerman dan Inggris tidak mengenal pembatasan kekuasan. Namun ia menyebut pemimpin bisa dijatuhkan kapan saja.

“Tapi juga bisa jatuh kapan saja, baik oleh parlemen, atau pun oleh tantangan sejawat dalam partai sendiri,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan apabila Projo ingin meniru model kepemimpinan negara lain, maka harus disesuaikan dengan kondisinya.

“Tapi informasinya utuh, kasih bayangan bahwa kita akan kembali ke era parlementer seperti masa 1945-1959 atau kita kembali ke orde baru. Tinggal pilih saja,” bebernya.

Isu mengenai masa jabatan Presiden RI Joko Widodo menjadi tiga periode kembali berhembus. Ketua Jokowi Mania atau Joman, Imanuel Ebenezer, mengatakan, bahwa wacana tersebut sesat dan menjerumuskan.

“Usulan Jokowi 3 periode adalah produk haram bagi demokrasi,” kata Imanuel kepada wartawan dikutip Kamis (1/9/2022).

Pria yang akrab disapa Noel itu meminta kepada pihak-pihak yang mengusulkan agar Jokowi menjabat 3 periode, harus melihat sejarah dunia. Terlebih sejarah bangsa Indonesia sendiri.

“Jangan memakai perbandingan Jerman dan Inggris. Mereka demokrasi parlementer. Kita dulu pernah, dan akhirnya malah bubar,” tutur Imanuel.

Menurutnya, pihak-pihak pengusul 3 periode hanya ingin menjerumuskan Jokowi. Imanuel mengatakan, sudah ada beberapa contoh jatuhnya perdana menteri di negara yang menganut sistem parlementer.

Imanuel mengatakan, Indonesia adalah demokrasi langsung. Menurutnya, rakyat memilih presidennya secara langsung, dan perpanjangan masa jabatan presiden tidak boleh ada di parlemen.

“Kita lihat kejatuhan Saddam Husein, Moamar Khadafi, Soeharto dan lain-lain. Belum lagi para pemimpin yang diisolasi dunia karena berkuasa panjang. Semuanya dimulai dari memperpanjang kekuasaannya,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia meyakini Jokowi tidak menginginkan berkuasa kembali. Ia menilai Jokowi hanya berharap munculnya pemimpin baru yang bisa seirama dan melanjutkan program-program pemerintahannya.

Untuk itu, kata dia, Jokowi Mania berharap tidak ada lagi gagasan Jokowi tiga periode. Ia menegaskan, wacana ini tidak boleh dilanjutkan.

“Ini produk haram bagi demokrasi. Sangat berbahaya,” pungkasnya.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!