Proyek KCJB Sedari Awal Banyak Masalah, Refly Harun: Makin Cepat Tapi Bikin Negara Jantungan

Refli Harun kritisi masalah KKCJB

TajukPolitik –  Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengungkapkan, sedari awal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dicanangkan memang banyak masalah. Terlebih, Luhut juga menyebut China mengincar APBN Indonesia sebagai jaminan.

Hak tersebut Refly sampaikan menanggapi kabar yang dibawa Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengungkapkan nego bunga utang proyek KCJB dengan China gagal tercapai.

Diketahui, target awal dari 4 persen menjadi 2 persen tak terwujud karena China hanya mau menurunkan ke angka 3,4 persen.

“Makin cepat, tapi bikin cepat jantungan, bikin negara Jantungan. Karena banyak masalahnya, Proyek ini tidak visible, bisa jadi belitan utang RI ke China, dan sebagainya,” ujar ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, pekan lalu.

Refly juga mengungkit bagaimana mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang lantang, menolak proyek KCJB kebanggaan Jokowi karena akan menimbulkan banyak masalah.

Lagi pula, untuk jarak Jakarta-Bandung ini menurut Refly banyak pilihan yang cukup ketimbang proyek kereta cepat.

“Sejak awal misalnya Menhub Jonan menolak proyek ini. Kan Jakarta-Bandung nggak terlalu jauh apa bikin kereta cepat. Sementara yang ada sudah lebih dari cukup. Ada jalan tol, tol elevated, Kereta Parahyangan tinggal direvitalisasi,” kata dia.

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa Pemerintah China tetap menginginkan APBN menjadi jaminan atas pemberian utang mereka terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Alih-alih menerima, Menko Luhut langsung menolak permintaan negeri tirai bambu tersebut.

“Memang masih ada masalah psikologis ya, jadi mereka (China) maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang,” kata Luhut dikutip Rabu (12/4/2023).

Di lain sisi, Luhut menyebut China hanya mau menurunkan bunga utang kereta cepat dari 4 persen ke level 3,4 persen. Luhut menyebut bunga utang tersebut masih terlalu tinggi dan pemerintah ingin bunga utang bisa turun sampai 2 persen.

Meski bunga masih cukup tinggi, Luhut mengatakan pemerintah tak masalah. Menurutnya, pemerintah bakal tetap membayarnya karena bunga itu sudah lebih baik dari bunga pinjaman luar negeri lainnya.

“Karena kalau kamu pinjam ke luar juga bunganya sekarang bisa 6 persen juga. Jadi 3,4 persen misalnya sampai situ, we are doing ok walaupun enggak oke-oke amat,” kata Luhut.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!