Program Food Estate Mangkrak, Said Didu: Hanya Habiskan Uang Negara

Muhammad Said Didu, menyebut food estate mangkrak tidak lebih dari program pencari proyek habiskan uang negara.
Muhammad Said Didu, menyebut food estate mangkrak tidak lebih dari program pencari proyek habiskan uang negara.

TajukPolitik – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, menyebut food estate (perkampungan industri pangan) yang mangkrak tidak lebih dari program pencari proyek habiskan uang negara.

“Food Estate tidak lebih merupakan program pencari proyek,” ujarnya dalam unggahannya, yang dikutip tajukpolitik.com, Minggu (4/12).

Menurutnya, program strategis pembangunan pertanian nasional tahun 2021 akan selalu gagal.

“Hanya menghabiskan uang negara,” tambah pria kelahiran Pinrang Sulawesi Selatan ini.

Program Food Estate ini memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup Hortikultura Tanaman Pangan, perkebunan, bahkan peternakan dalam suatu kawasan tertentu.

Program ini dilakukan atas kerja sama Kementerian Pertanian dengan Pemerintah Daerah di beberapa kabupaten di Indonesia.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan progres pembangunan food estate di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Tengah hingga Papua.

Khusus untuk food estate di Kalimantan Tengah dengan fokus komoditas padi dan tanaman pangan termasuk singkong, Basuki menjelaskan lahan seluas 43.500 hektare itu sudah bisa ditanami

“Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) membuktikan lahannya sudah bisa ditanami, hanya karena memang mungkin orangnya gak ada, jadi agak lambat. Jadi kita setop di 43.500 hektare,” jelasnya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi V DPR RI, Senin (28/11).

Sebelumnya Green Peace Indonesia mengkritik program pemerintah terkait food estate yang mangkrak di wilayah Kalimantan dan Papua. Program food estate disebut bukannya memberikan solusi soal pangan, tapi justru menambah masalah perubahan iklim.

Head of Indonesia Forest Campaign Green Peace Indonesia, Kiki Taufik, membagikan kondisi terkini program tersebut yang terpantau mangkrak sehingga menyebabkan perubahan iklim di lokasi sekitar, yakni di wilayah Kalimantan dan Papua.

“Kira-kira hutan alam yang luasnya 700-an hektare yang sudah dibabat habis untuk program Food Estate Kementerian Pertahanan ini, siapa yang akan melakukan restorasi & pemulihan? @jokowi. Sementara masyarakat di desa-desa yang berada di hilir sejak area tersebut dibuka mengalami kebanjiran yang berulang,” cuit @k1k1taufik dikutip, Minggu (13/11).

Green Peace juga merilis laporan studi kasus yang terjadi di dua wilayah tersebut tertanggal 10 November 2022, yang hasilnya bukan food estate yang terbentuk, tapi kegagalan yang ditemukan di hutan dan lahan gambut.

Kiki menemukan hutan-hutan yang semula menutupi wilayah Kalimantan Tengah, kini sudah habis gundul dan diganti dengan kebun singkong yang tumbuhnya kerdil dengan batang yang sangat kecil.

“Alat-alat berat yang menjadi rongsokan malah jadi tempat tumbuhnya belukar. Kira-kira berapa duit negara yang sudah dihabiskan untuk proram yang tidak berfaedah. Program food estate atau lumbung pangan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah, namun dijawab dengan masalah,” ujar Kiki.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!