Bantu Pemerintah Atasi Kelangkaan, BUMD DKI Akan Bangun Pabrik Minyak Goreng di Banten

Bantu pemerintah

TajukPolitik – Bantu pemerintah atasi kelangkaan minyak goreng (migor) agar tidak lagi terjadi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya dan dua BUMD di Jawa Barat dan Jawa Tengah rencananya akan membangun pabrik migor di Cilegon, Banten.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, kepada wartawan di Kebon Jeruk, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Pamrihadi mengatakan nilai investasi pembangunan pabrik tersebut sekitar Rp 150 miliar.

Ia menyebutkan kerja sama bakal diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Food Station dan pemilik lahan kawasan industri Krakatau. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan anak perusahaan BUMN, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan IV, yang mengolah minyak sawit mentah (CPO).

“Di mana lahan pabrik minyak goreng kita akan dibuat di sana (Cilegon). Terus kemudian akan ada MoU dengan PT INL selaku anak usaha PTPN III dan IV yang mereka produksi CPO menjadi olein. Nah, olein itu yang akan disuplai ke kita,” paparnya kepada wartawan di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Pamrihadi menyampaikan Cilegon dipilih menjadi lokasi pabrik karena sejumlah hal, salah satunya efisiensi biaya. Nantinya lokasi pabrik berdekatan dengan dermaga untuk memudahkan proses pengiriman bahan baku.

“Dulu kan pertimbangan awal di Jawa Barat ya, kita cari lokasi yang dekat dengan dermaga supaya pengirimannya, CPO kan dari Kalimantan dan Sumatera tuh, pengirimannya bisa menggunakan tongkang atau kapal tanker, sehingga kapal tanker itu bisa merapat di dermaga dan tujuannya adalah untuk melakukan cost efficiency,” jelasnya.

Karena kita melakukan feasibility study, tambahnya, di Jawa Barat akan ada pemindahan proses tanker menggunakan truk-truk tangki ke Jawa Barat. Tapi kalau di Cilegon dia akan masuk menggunakan pipa.

Selain itu, dia menjelaskan skema pendanaan tak akan menggunakan APBD, melainkan kredit dari bank. Pabrik minyak goreng itu rencana mulai dibangun pada Januari 2023 dan rampung pada Juni 2023.

“Nggak ada, kita nggak APBD, jadi dari tiga BUMD. Apakah dari BUMD lain itu penyertaan modalnya menggunakan kredit dari bank, nanti itu gimana nanti,” terangnya.

Dia menampik anggapan jika dikatakan bahwa pembangunan pabrik itu berkaitan dengan fenomena kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu. Di sisi lain, dia meyakini pabrik ini dapat mengakomodasi kebutuhan minyak goreng di empat provinsi.

“Kalau satu pabrik kapasitasnya bisa meng-cover empat provinsi, ya kenapa harus nambah lagi,” imbuhnya.

Sebelumnya, BUMD DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya, berencana membuat pabrik minyak goreng. Saat ini, Food Station tengah memasuki tahapan penjajakan bersama dua perusahaan BUMD di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Penjajakan dengan Agro Jabar Jateng, itu adalah penjajakan untuk membuat pabrik minyak goreng,” katanya.

Pamrihadi menuturkan saat ini belum diputuskan di mana pabrik itu akan berdiri. Namun mungkin pabrik itu akan berlokasi di dekat pelabuhan, entah di wilayah Jakarta entah luar Jakarta.

“Idealnya yang dekat pelabuhan, entah itu di Marunda atau di Surabaya atau mungkin di Kendal,” ujarnya.

Pamrihadi menyampaikan nantinya akan ada pembicaraan lanjutan bersama dua BUMD lainnya mengenai rencana ini. Dia menargetkan tahun depan pembangunan pabrik terealisasikan.

Dengan adanya pabrik, diharapkan dapat bantu pemerintah mengatasi kelangkaan minyak goreng yang bisa terjadi kapan saja.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!