BANGLISANTUY.COM – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang mempercepat pembangunan Jembatan Bailey Teodhae 1 di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ini merupakan langkah tanggap darurat setelah jalan amblas akibat banjir bandang yang melanda area tersebut pada 8 September 2025.
Sampai akhir bulan September, progres konstruksi telah mencapai angka 50,85 persen. Saat ini, aktivitas yang dilakukan mencakup perakitan rangka baja, pembangunan pondasi menggunakan pasangan batu dengan bronjong kawat galvanis, serta persiapan untuk dek jembatan dan gelagar.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menekankan bahwa pembangunan jembatan darurat ini merupakan respons cepat dari pemerintah untuk memulihkan konektivitas masyarakat. Ia menyatakan, “Kolaborasi antara BPJN NTT dan TNI Kodam IX/Udayana mencerminkan semangat gotong royong dalam mempercepat pemulihan pascabencana.”
Kepala BPJN NTT, Janto, menyebutkan bahwa pemasangan Jembatan Bailey Teodhae 1 ditargetkan selesai pada hari Sabtu, 4 Oktober 2025. Dalam proses ini, sebanyak 13 pekerja dikerahkan dengan memanfaatkan alat berat seperti excavator, truck crane, dan genset untuk mempercepat perakitan.
Selain Jembatan Teodhae 1, pemerintah juga mempersiapkan pembangunan Jembatan Bailey Teodhae 2 yang memiliki panjang bentang 30 meter, dikerjakan oleh tim Kodam IX/Udayana. Penanganan darurat tidak hanya difokuskan pada jembatan ini, tetapi juga melibatkan Jembatan Jero yang saat ini mencapai progres 15,98%, serta gorong-gorong Kelewae (18,52%) dan dua duiker di Lajawajo 1 (10,26%) dan Lajawajo 2 (16,48%).
Bencana banjir bandang yang melanda Mauponggo sebelumnya telah menyebabkan badan jalan terkikis, sehingga akses transportasi warga terputus. Kehadiran jembatan darurat ini diharapkan dapat segera mengembalikan mobilitas masyarakat, memperlancar distribusi logistik, serta memulihkan aktivitas sosial dan ekonomi di Nagekeo serta sekitarnya.
