Pemerintahan Jokowi Sengsarakan Rakyat, Pengamat: Bisa Berdampak Terhadap PDIP

jokowi

TajukPolitik – Pengamat Politik Jerry Massie menilai era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyengsarakan rakyat.

Jerry pun menyarankan pemerintah dan parpol mendukung penambahan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Hal tersebut dia ucapkan untuk menyoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menduga kuota BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite akan habis pada Oktober.

“Dengan demikian, PDIP dan parpol lain harus memblokade kebijakan yang tak berpihak pada rakyat,” ujar Jerry, Rabu (31/8).

Dirinya juga menilai kehidupan rakyat lebih sengsara era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Jerry, rakyat disusahkan dengan pemerintah yang menyebabkan masyarakat antre lantaran banyak harga komoditas setinggi langit.

“Misalkan telur mencapai Rp 32-33 ribu perkilo. Harga komoditas tersebut tertinggi dalam sejarah Indonesia. Selain itu minyak goreng juga melangit,” tuturnya.

Jerry lantas menduga ada oligarki yang bermain dan membuat harga BBM fluktuatif.

“Saya pikir ini akan bisa berdampak pada PDIP yang tempat partai Jokowi bernaung,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Jerry mengingatkan agar PDIP menghentikan langkah Jokowi.

“PDIP padahal terkenal dengan pro wong cilik atau rakyat kecil,” kata dia

Menurutnya, langkah Jokowi akan berimbas ke partai PDIP, bahkan bisa menyusahkan Ketua DPR Puan Maharani ke depannya.

“Jokowi harusnya tak menaikan BBM,” ujar Jerry

Sementara itu Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait subsidi BBM.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga memperkirakan kuota BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite akan habis pada Oktober 2022.

“Mengaku subsidi BBM untuk rakyat, kenyataan subsidi demi inefisiensi Pertamina 20 persen,” ujar Rizal Ramli, Selasa (30/8).

Selain itu, Rizal Ramli juga mengatakan pemerintah mengaku memberi subsidi listrik.

Akan tetapi, ekonom yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan itu menuding bahwa langkah tersebut dilakukan demi oligarki batu bara.

“Kemudian, mengaku tidak punya uang, tetapi terus membiayai ibukota baru. Pantas saja ambyar,” kata dia.

Dirinya juga mengaku heran mengapa BBM subsidi tak dilanjutkan. Padahal, menurutnya, Pertamina bisa mendapatkan banyak untung jika efisien dalam menjalankan bisnisnya.

“Mayoritas BUMN tidak effisien. Pertamina, pasarnya oligopolistik, sangat tidak efisien,” kata dia.

Dia juga mengkritik Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama yang tidak menurunkan biaya operasional dan menaikkan efisiensi.

“Manajemen Pertamina harus dikocok-ulang. Jangan hanya demi utang budi Presiden Jokowi kepada Ahok, Pertamina dikorbankan,” tegas Rizal

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!