Efek Naiknya Harga Solar, Nelayan di Jakarta Pilih Tak Lagi Melaut

TajukPolitik – Efek kenaikan harga solar berdampak pada nelayan-nelayan skala kecil di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Salah satu nelayan di kampung apung Kamal Muara, Roki (40),  harus mencari akal sejak pemerintah mengumumkan harga solar bersubsidi naik menjadi Rp 6.800 per liter.

Lonjakan harga solar ini memengaruhi pendapatan Roki yang tak menentu. Selain melaut, Roki juga menyewakan kapalnya kepad pemancing atau wisatawan yang hendak ke Kepulauan Seribu.

“Penghasilan di laut kan enggak menentu, kadang ada, kadang enggak ada penghasilan. Keadaan seperti itu saja sudah menjadi suatu beban. Nah, ini ditambah lagi naiknya BBM. Kami pasti kebingungan harus mengurangi (biaya) apalagi, harus menekan biaya apalagi supaya bisa melaut ,” kata Roki, Rabu (7/9/2022).

Selain harga yang melambung, Roki juga kesulitan mendapatkan solar. Roki menuturkan, nelayan tidak bisa membeli solar dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan hanya bisa membeli dari pengecer dengan harga lebih mahal.

“Kami hanya bisa beli di pengecer, kan di SPBU kami ini dilarang, enggak boleh pakai jeriken. Apalagi sekarang makin ketat pembeliannya, mobil saja dijatah setiap mengisi,” ungkap Roki.

Saat harga solar di SPBU masih Rp 5.150 per liter, nelayan bisa membeli solar di pengecer dengan kisaran Rp 7.000 hingga Rp 7.500.

Roki menuturkan, setiap hari ia bisa menghabiskan 50 liter solar untuk melaut hingga kembali ke Muara Kamal. Artinya, dalam sehari Roki harus mengeluarkan Rp 350.000 untuk membeli solar.

Kini, Roki tidak bisa membayangkan berapa harga yang harus ditebus para nelayan untuk membeli solar di pengecer. Bahkan ia sendiri belum bisa melaut karena tidak bisa mendapatkan bahan bakar.

“Ini saja ada pelanggan mau mancing (sewa kapal), saya bingung solarnya. Sehari buat bolak-balik itu solarnya 50 liter. Sekarang harga solar naik di SPBU hampir Rp. 7.000 mau berapa harga di eceran?” keluh Roki.

Atas kondisi yang dialami nelayan kecil, Roki berharap pemerintah lebih memperhatikan keadaan nelayan dan mencarikan solusi atas masalah ini.

“Harapannya, kalau solar bisa diturunin ya tolong diturunin. Kalau bisa, buat nelayan tolong diperhatikan lagi. Nelayan sama petani kan penting. Kami bukan orang mampu semua, pekerja pencari ikan kan kelas menengah ke bawah semua rata-rata,” harap Roki.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!