Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengungkapkan, aktivitas letusan masih berlangsung berdasarkan pengamatan visual. Terlihat asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, menjulang setinggi 50 hingga 250 meter di atas puncak.
“Beberapa letusan juga terjadi dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu, mencapai ketinggian antara 500 hingga 1.600 meter,” tulisnya dalam laporan yang diterima Rabu (27/8/2025).
Selama dua pekan terakhir, tercatat total 151 kejadian kegempaan. Rinciannya, 41 kali Gempa Tektonik Lokal, 38 kali Gempa Tektonik Jauh, 4 kali Gempa Letusan, 5 kali Gempa Hembusan, serta 27 kali Tremor Non-Harmonik. Statusnya pun tetap di Level II Waspada.
Instrumen tiltmeter di Stasiun Batupalano menunjukkan perubahan arah deformasi. Dari sebelumnya mengindikasikan inflasi (pengisian kantong magma) menjadi deflasi, yang menandakan adanya pelepasan tekanan melalui letusan.
Energi seismik RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) juga menunjukkan fluktuasi di sekitar nilai dasar. Sementara itu, gas SO₂ hanya terdeteksi sekali pada 12 Agustus 2025 dengan fluks 90 ton/hari, yang masih tergolong rendah.
Editor: Donald Karouw