Luhut Gagal Negosiasi Bunga Utang Kereta Cepat, Pengamat: Indonesia Hanya Objek, Bagi China yang Penting Cuan

Luhut Binsar

TajukPolitik – Menteri Koordinator Bidang maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan  gagal negosiasi bunga utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan China.

China mematok bunga utang sebesar 4 persen. Tapi Indonesia menginginkan 2 persen.

Luhut pun telah ditugaskan ke negeri Tirai Bambu itu untuk negosiasi. Hasilnya, disepakati 3,4 persen.

Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto menilai, selama ini pemerintah Indonesia telah memberikan keistimewaan pada China. Tapi tak terbalas.

“Dia kira setelah menggelar karpet merah untuk TKA China plus fasilitas bebas pajak untuk investornya bakal memperoleh balasan sepadan,” ungkapnya dikutip tajukpolitik.com dari cuitannya di Twitter, Kamis (13/4).

Ini menurutnya karena cara pandang China yang melihat Indonesia sebagai objek. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya.

“Bagi China yang penting cuan dan Indonesia cuma obyek, apalagi saham dan komisi sudah ditebar ke para pembesar negeri,” ujarnya.

Sementara itu Eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu makin yakin, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) adalah jebakan utang.

Hal itu menyusul gagalnya Luhut negosiasi bunga utang kereta cepat dari China.

Kini, China meminta APBN sebagai jaminan utang. Padahal, sejak awal pemerintah menjanjikan proyek ini tidak akan menggunakan APBN.

Pembengkakan anggaran, penolakan penurunan bunga pinjaman dari China, dan permintaan jaminan dari China agar pinjaman dijamin APBN,” ujar Didu memaparkan persoaln megaproyek ini, dikutip dari cuitannya, Rabu (12/4).

Akumulasi dari sekua itu, katanya adalah bukti Indonesia masuk jebakan utang.

“Adalah fakta bahwa jebakan China pada Kereta Api cepat sudah terjadi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Didu membeberkan dnam tahapan jebakan China di proyek KCJB. Itu disampaikan di cuitannya.

Dari awal, ia menyebut proyek ini memang sudah tak layak. Ia telah memastikannya dari dulu.

Hal itu kata dia, terindikasi dari pemerintah yang telah turun tangan mengurusi KCJB ini.

“Jadi berbagai cara untuk menyiksa rakyat, demi suksesnya proyek ini. Ini proyek jebakan, proyek jebakan China. Sekarang jebakan itu sudah jadi,” jelasnya.

Ia menjelaskan, jebakan dimaksud dilakukan dengan enam tahap. Pertama memberi tawaran pengerjaan proyek lebih murah dari Jepang. Setelah itu Indonesia memberikan proyek KBCB ke China.

Ketiga, China meminta jaminan pemerintah Indonesia. Belakangan, keempat, harga dinaikkan berkali-kali, lalu akhirnya pemerintah mendanai dengan APBN lewat PMN.

Saat ini kata dia, keempat, pemerintah minta utang ke China dengan junlah fantastis.

“Pemerintah dulu meminta China menjadi pemilik saham mayoritas. Tapi tidak mau. Itu menunjukkan dua hal, satu bahwa memang proyek ini tidak layak, dua China memang hanya mencari pelaksanaan keuntungan dari proyek,” terangnya.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!