Jumat, Oktober 17, 2025

DPR RI Desak KPI Tindakan Tegas: Hentikan Tayangan Xpose Segera!

BANGLISANTUY.COM Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, memberikan kritik tajam terhadap program Xpose yang disiarkan oleh Trans7. Acara tersebut menampilkan kondisi di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang dianggapnya sangat merugikan citra pesantren dan para ulama.

Tayangan ini langsung memicu reaksi keras dari masyarakat karena dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap pesantren. Dalam rilis resmi yang diterima oleh Parlementaria pada Kamis (16/10/2025), Maman menjelaskan bahwa program tersebut tidak hanya menyerang institusi pesantren, tetapi juga menunjukkan rendahnya standar etika serta kualitas jurnalisme pada lembaga penyiaran nasional.

“Tayangan itu tendensius, memojokkan pesantren, dan merupakan karya jurnalistik yang rendah kualitasnya. Tidak mendidik sama sekali,” tegas Maman, menyoroti sejauh mana tayangan tersebut melenceng dari prinsip-prinsip jurnalistik yang seharusnya dipegang.

Sejak tayangan tersebut ditayangkan pada Senin (13/10), media sosial mulai ramai dengan tagar #BoikotTrans7 sebagai bentuk protes dari publik.

Episode “Xpose Uncensored” yang menampilkan narasi serta visual dengan stereotip negatif terhadap kehidupan santri menjadi fokus kritik. Salah satu segmen berjudul provokatif: “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?” menjadi sorotan utama dan viral di linimasa, memicu kemarahan publik yang merasa direndahkan.

Potongan video yang menyebar luas ini dianggap telah merendahkan kehidupan santri serta melecehkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi di pesantren.

Maman Imanulhaq menilai tayangan itu telah menggiring opini publik secara sepihak, mengabaikan prinsip-prinsip dasar jurnalisme yang seharusnya netral dan objektif. Ia menekankan bahwa Trans7 telah melakukan framing sepihak tanpa memberikan penjelasan yang jelas mengenai konteks situasi yang sebenarnya terjadi.

“Trans7 mengambil potongan gambar lalu memberi narasi ala infotainment. Tidak ada keadilan dalam tayangan itu. Tidak cover both sides, tidak edukatif,” ungkapnya, menegaskan perlunya tanggung jawab dalam penyampaian informasi kepada publik.

Dalam dunia jurnalisme, etika sangatlah penting. Sebuah tayangan seharusnya tidak hanya menyajikan fakta, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dari narasi yang dibangun. Tayangan yang bersifat provokatif dapat menciptakan stigma yang tidak adil terhadap suatu komunitas. Maman berharap agar ke depannya, lembaga penyiaran dapat lebih bijaksana dalam menyajikan informasi agar masyarakat tidak terpengaruh oleh pandangan yang sepihak.

Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa media memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, kualitas dan etika dalam penyampaian berita harus selalu dijaga agar memberikan dampak positif untuk masyarakat.

Dengan demikian, Maman menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap tayangan-tayangan yang berpotensi merugikan dan menyerang institusi, terutama yang menyangkut nilai-nilai keagamaan dan budaya yang telah ada sejak lama.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru