BANGLISANTUY.COM Dalam upaya menciptakan pemerataan ekonomi, pemerintah menetapkan sistem logistik nasional yang lebih efisien dan terintegrasi sebagai prioritas utama dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Penekanan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat meresmikan ALFI Convex 2025, di mana pelaku usaha logistik, kementerian/lembaga, serta asosiasi industri berkumpul.
AHY menyoroti pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta sebagai kesempatan untuk mempercepat perbaikan rantai pasok nasional. Ia menjelaskan bahwa ALFI Convex 2025 berfungsi sebagai platform strategis untuk mencari solusi terkait tingginya biaya logistik serta masalah konektivitas yang belum merata antarwilayah.
“Kami mewakili pemerintah menyambut baik inisiatif ALFI yang terus berupaya memperkuat ekosistem logistik nasional,” ungkap AHY.
AHY menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat tidak akan berarti jika tidak diimbangi dengan pemerataan kesejahteraan. Ia menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur dengan tujuan menghadirkan keadilan sosial, terutama bagi daerah yang masih tertinggal.
“Yang kita kejar bukan hanya pertumbuhan, melainkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, AHY juga membahas percepatan pengembangan konektivitas multimoda—yang mencakup transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian—sebagai langkah strategis untuk menekan biaya logistik dan mengurangi disparitas antarwilayah, terutama di Indonesia bagian timur. “Berbicara konektivitas, kita butuh sistem yang memiliki daya saing dari barat sampai timur Indonesia,” tegasnya.
AHY tidak melewatkan untuk menyinggung tentang rencana penertiban kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL), yang diharapkan dapat diterapkan secara efektif pada Januari 2027. Penegakan kebijakan ini dianggap sangat penting untuk menjaga keberlanjutan infrastruktur serta meminimalisir kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kendaraan yang tidak memenuhi standar.




