Senin, Desember 8, 2025

AHY Dukung Solusi Teknologi Hijau untuk Mengatasi Krisis Sampah Perkotaan

BANGLISANTUY.COM Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat langkah-langkah strategis dalam menghadapi masalah sampah yang semakin mendesak di berbagai kota besar. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengemukakan bahwa penanganan krisis sampah harus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi hijau yang efisien serta berkelanjutan.

“Tempat pembuangan sampah saat ini sudah berada pada titik krisis. Kita membutuhkan solusi efisien, berbiaya terjangkau, dan berbasis teknologi untuk mengurangi serta mengubah gunungan sampah menjadi energi baru,” tegas AHY saat memberikan penjelasannya di Jakarta, pada Kamis (23/10/2025).

AHY juga menyoroti kondisi serius yang terjadi di perkotaan, seperti di Jakarta, di mana volume produksi sampah dapat mencapai 7.000 hingga 8.000 ton setiap harinya. Hal ini mengakibatkan penumpukan jutaan ton sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). “Sampah yang menggunung seperti gedung bertingkat bisa longsor saat hujan besar, dan ini mengancam kesehatan masyarakat,” ungkapnya dengan tegas.

Menurut AHY, pembangunan infrastruktur untuk pengelolaan sampah yang terpadu merupakan elemen krusial dalam mewujudkan ketahanan kota serta perlindungan lingkungan. Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat fasilitas konversi sampah menjadi energi dan mempercepat proses modernisasi TPA di seluruh daerah. “Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga tentang ketahanan kota dan kesehatan publik,” tambahnya.

Di sisi lain, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan bahwa hingga saat ini, dari 343 TPA yang menggunakan metode open dumping, sebanyak 246 telah ditutup atau direvitalisasi. Ini setara dengan penurunan timbunan sampah nasional sekitar 21,85 persen, atau sebanyak 12,37 juta ton setiap tahun.

Hanif menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Target tersebut adalah mengelola 51 persen sampah nasional pada tahun 2025 dan mencapai angka 100 persen pada tahun 2029. Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup juga telah membentuk Waste Crisis Center (WCC) yang berfungsi untuk memantau kapasitas TPA secara real-time dan mempercepat penanganan daerah yang berstatus darurat sampah.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi sangat penting. Penerapan teknologi inovatif dalam pengelolaan sampah akan membantu menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya akan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan energi baru yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas.

Dengan demikian, penanganan sampah menjadi salah satu fokus utama dalam upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat. Komitmen untuk menggunakan teknologi hijau dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan dan memberikan manfaat jangka panjang.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru