Minggu, Desember 7, 2025

Jaminan Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Menurut Wamen ATR Ossy Dermawan

BANGLISANTUY.COM – Pemerintah Indonesia menegaskan pentingnya perencanaan tata ruang yang berfokus pada pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction). Ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi berbagai potensi bencana alam yang sering mengancam negara kita. Penyampaian tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN) Ossy Dermawan dalam sebuah Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Tim Pengawas DPR RI mengenai penanganan bencana, yang berlangsung di Gedung DPR RI, Jakarta pada hari Rabu, 5 November 2025.

Ossy menjelaskan bahwa role tata ruang sangatlah penting dalam setiap tahapan penanganan bencana. “Pada fase pra-bencana, tata ruang berfungsi dalam pencegahan, pengendalian, dan mitigasi. Di sisi lain, setelah terjadi bencana, tata ruang akan menjadi panduan utama untuk rekonstruksi wilayah yang terkena dampak,” ungkapnya.

Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, Kementerian ATR/BPN telah merilis Peta Zona Rawan Bencana untuk Kota Palu, Sulawesi Tengah. Peta ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Dengan pendekatan overlay yang menggabungkan berbagai peta bahaya, wilayah dibagi ke dalam empat kategori: zona pengembangan, zona pengembangan terbatas, zona sangat terbatas, dan zona terlarang.

“Output dari peta ini harus diikuti oleh pemerintah dan lembaga terkait dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang telah terdampak,” tambah Ossy.

Di sisi lain, Ketua Tim Pengawas Penanganan Bencana DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan pentingnya memperkuat koordinasi antar sektor untuk menghadapi ancaman bencana yang kerap muncul setiap tahun. Ia menegaskan bahwa dampak dari bencana tidak hanya terbatas pada kerugian materiil, tetapi juga memicu trauma sosial dan ekonomi di kalangan masyarakat.

“Diperlukan komando operasi terpadu yang dapat mengintegrasikan seluruh tahapan dalam penanganan bencana secara efektif,” tegas Cucun. Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya sinergi dan kolaborasi di antara berbagai pihak dalam memastikan penanganan bencana yang lebih baik di masa mendatang.

Di Indonesia, risiko bencana alam sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi. Dengan perubahan iklim yang semakin signifikan dan aktivitas manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem, perencanaan tata ruang yang baik menjadi salah satu alat kunci untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana.

Melalui penataan ruang yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman yang ada. Selain itu, langkah ini juga berpotensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana dan ketahanan lingkungan. Oleh karena itu, perencanaan tata ruang yang komprehensif dan terintegrasi menjadi suatu keharusan di Indonesia.

Menyikapi situasi ini, pemerintah bersama lintas sektor dan masyarakat harus terus berupaya untuk mewujudkan lingkungan yang lebih aman. Kesadaran kolektif dan tindakan proaktif dari semua elemen masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan dalam penanggulangan bencana dan pemulihan pasca-bencana.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru