Minggu, Desember 7, 2025

Razia Berdarah di Brasil: Polisi Tembak 132 Terduga Anggota Kartel Narkoba

BANGLISANTUY.COM Gelombang aksi protes besar-besaran mengguncang Brasil setelah sebuah operasi kepolisian di Rio de Janeiro mengklaim telah membunuh 132 orang yang diduga sebagai anggota kartel narkoba. Ribuan warga berkumpul di jalanan, menuntut keadilan dan mengecam tindakan aparat yang dianggap brutal serta tak berperikemanusiaan.

Massa berkumpul di depan gedung pemerintahan Penha, mengibarkan bendera Brasil yang dicap dengan tangan berwarna merah darah, sebagai lambang kemarahan yang mendalam.

“Pembunuh! Pembunuh!” teriak mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera dan CBS News.

Salah satu peserta aksi, Barbara Barbosa, mengungkapkan bahwa operasi tersebut bukanlah upaya penegakan hukum, melainkan sebuah tindakan pembantaian. “Ini bukan razia kriminal, ini pembunuhan! Anak saya tewas tanpa alasan,” ujarnya penuh emosi, mengisahkan kehilangan putranya dalam serangan tersebut.

Protes ini turut didukung oleh aktivis hak asasi manusia, Rute Sales, yang mengekspresikan kekecewaannya terhadap kebijakan pemerintah Brasil. “Apakah kita punya hukuman mati di negara ini?” tanyanya dengan nada mendidih.

Demonstran juga melayangkan tuntutan kepada Gubernur Rio de Janeiro agar segera mundur, sembari menyerukan penyelidikan independen untuk mengungkap dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam operasi yang berlangsung. Suasana semakin tegang ketika warga beramai-ramai meminta pertanggungjawaban pemerintah atas tindakan kewenangan yang diambil.

Sebelumnya, kepolisian Brasil melakukan operasi militer besar-besaran untuk memberantas organisasi geng narkoba Comando Vermelho (Komando Merah), yang dikenal sebagai salah satu grup kriminal paling berpengaruh di negara itu. Operasi ini melibatkan ratusan personel bersenjata lengkap, kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone.

Namun, insiden berdarah ini memicu kemarahan di kalangan masyarakat setelah terungkap bahwa sejumlah korban ditemukan dalam kondisi yang sangat mengenaskan—beberapa di antaranya terikat, dibakar, atau bahkan dipenggal. Pengacara yang mewakili keluarga korban, Albino Pereira, mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan bukti mengenai eksekusi di luar hukum yang terjadi pada tubuh para korban.

Dalam menyikapi krisis ini, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menekankan bahwa perang melawan narkoba tidak seharusnya mengorbankan nyawa warga sipil. “Kita perlu kerja sama yang terarah untuk menghancurkan pusat perdagangan narkoba, tanpa mengorbankan nyawa polisi, anak-anak, dan keluarga yang tak bersalah,” tegas Lula melalui akun X resminya.

Keberanian massa yang turun ke jalan menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap tindakan aparat, serta harapan untuk perubahan yang lebih baik di masa depan. Aksi ini menjadi pengingat bahwa suara rakyat harus didengar, dan penegakan hukum harus dilakukan dengan memperhatikan hak asasi manusia. Dengan semangat tersebut, masyarakat Brasil berharap insiden seperti ini tidak akan terulang kembali dan sistem hukum yang lebih adil dapat terwujud.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru