BANGLISANTUY.COM — Penelitian terbaru dari University of Sydney mengungkapkan bahwa konsumsi berlebihan terhadap makanan cepat saji atau junk food dapat mempercepat penurunan fungsi otak, terutama pada area yang berperan penting dalam memori serta kemampuan orientasi ruang. Temuan ini menyoroti betapa signifikan dampak pola makan tidak sehat terhadap perkembangan kognitif individu.
Dipimpin oleh Dr. Dominic Tran dari School of Psychology, Faculty of Science, penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi gula (high fat, high sugar atau HFHS) berpotensi merusak fungsi otak bahkan di usia yang relatif muda. Ini adalah temuan yang mengkhawatirkan, mengingat banyak orang muda yang terpapar makanan cepat saji setiap hari.
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam International Journal of Obesity. Dr. Tran menegaskan, “Kita telah lama menyadari bahwa asupan lemak jenuh dan gula olahan yang berlebihan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik. Namun, kini terbukti bahwa kebiasaan makan ini juga mempercepat penurunan kognitif, bahkan pada orang dewasa yang masih muda,” seperti dikutip dari Science Daily, Rabu (8/10/2025).
Dalam penelitian ini, sebanyak 55 mahasiswa berusia antara 18 hingga 38 tahun dilibatkan, yang diminta untuk mengisi survei mengenai kebiasaan makan sehari-hari mereka. Survei ini bertujuan untuk menilai pola makan peserta dan menghubungkannya dengan kemampuan kognitif mereka.
Setelah pengisian survei, mahasiswa tersebut menjalani uji memori dan navigasi spasial melalui simulasi virtual reality. Dalam simulasi tersebut, peserta diminta untuk menemukan lokasi harta karun dalam sebuah labirin, yang dirancang untuk mengukur kemampuan mereka dalam mengingat dan beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks.
Temuan menarik dari penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula mengalami penurunan signifikan dalam kemampuan memori dan navigasi dibandingkan dengan mereka yang mengadopsi pola makan yang lebih sehat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, jelas bahwa makanan cepat saji bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki efek jangka panjang yang serius terhadap fungsi otak. Hal ini menjadi panggilan bagi semua orang, terutama generasi muda, untuk lebih sadar akan pilihan makanan mereka. Pola makan sehat harus menjadi prioritas untuk mendukung perkembangan kognitif dan mencegah penurunan fungsi otak di usia yang lebih muda.
Sementara itu, kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu didorong untuk mengurangi konsumsi makanan yang merugikan kesehatan otak dan lebih memilih makanan yang bergizi. Ini bukan hanya tentang mencegah obesitas, tetapi juga tentang menjaga kesehatan mental dan kognitif kita dalam jangka panjang.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai dampak makanan cepat saji, dan menjadi langkah awal untuk lebih memahami hubungan antara diet dan kesehatan otak. Penting bagi kita untuk terus mengeksplorasi dan mencari cara untuk mempromosikan pola makan yang lebih sehat demi masa depan yang lebih baik.




