BANGLISANTUY.COM Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu gangguan lambung yang sering dialami oleh masyarakat, lebih-lebih oleh mereka yang memiliki masalah maag kronis. Penyakit ini muncul saat asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, sesuatu yang terjadi akibat melemahnya otot esofagus. Akibatnya, gejala yang muncul bisa sangat tidak nyaman, termasuk perih, nyeri dada yang dikenal dengan istilah heartburn, serta rasa mual yang mengganggu.
Dokter menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama terjadinya GERD sering kali berasal dari pola makan yang tidak teratur dan juga pemilihan jenis makanan yang kurang bijak. Kebiasaan ini, ditambah dengan konsumsi obat-obatan secara berlebihan, termasuk ibuprofen, serta kondisi autoimun tertentu, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini.
Beberapa jenis makanan juga diketahui berkontribusi pada peningkatan asam lambung. Di antara makanan tersebut antara lain:
- Makanan Pedas: Makanan yang kaya akan rempah-rempah, terutama cabai yang mengandung capsaicin, dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Hal ini membuat asam lambung tetap berada dalam perut lebih lama, sehingga meningkatkan risiko refluks.
- Makanan Berlemak: Konsumsi makanan berlemak yang berasal dari gorengan, daging berkulit, susu full cream, es krim, hingga kue manis, dapat memperlambat proses pencernaan. Ini membuat katup kerongkongan menjadi lemah, sehingga memicu terjadinya GERD.
- Makanan Tinggi Garam: Selain itu, makanan yang mengandung garam tinggi juga bisa memicu refluks, terutama ketika dikombinasikan dengan makanan pedas dan berlemak.
Penting untuk diingat bahwa GERD tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada bayi. Komplikasi yang muncul dari masalah ini, seperti gumoh yang kerap terjadi, sebaiknya tidak dianggap remeh. Memperhatikan pola makan dan menghindari makanan yang dapat memicu refluks adalah langkah preventif yang signifikan.
Dalam menghadapi GERD, pengelolaan pola makan dan pemilihan makanan yang tepat dapat menjadi faktor penting. Mengurangi konsumsi makanan yang memicu dan memperhatikan waktu makan dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan. Jika gejala terus berlanjut, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis.