BANGLISANTUY.COM Pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, bersama dengan Kabinet Merah Putih, kini telah genap berusia satu tahun.
Di fase awal masa pemerintahannya, langkah-langkah nyata telah diambil menuju transformasi bangsa, terutama dalam ranah ekonomi dan diplomasi luar negeri.
Salah satu prestasi penting yang diraih adalah tercapainya Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia–EU CEPA), yang menandakan dimulainya era baru dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Eropa.
Langkah Awal Transformasi Bangsa
Sejak memulai masa jabatannya, Presiden Prabowo telah menegaskan komitmen untuk memperkokoh fondasi ekonomi Indonesia melalui berbagai inisiatif, seperti industrialisasi, hilirisasi sumber daya alam, serta peningkatan daya saing ekspor.
Inisiatif ini merupakan bagian integral dari visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan mandiri secara ekonomi.
Adapun kebijakan pembangunan difokuskan untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif, dengan melibatkan sektor industri, pertanian, serta perdagangan internasional.
Pemerintah juga memperkuat kerjasama dengan mitra global, guna membuka akses pasar baru bagi produk unggulan nasional.
Politik Luar Negeri yang Progresif
Dalam konteks politik luar negeri, Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa diplomasi Indonesia harus berlandaskan pada kepentingan nasional, kemandirian, serta keadilan global.
Pendekatan tersebut tercermin dalam serangkaian langkah strategis, salah satunya adalah negosiasi Perjanjian Dagang Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA), yang telah berlangsung hampir satu dekade.
Pada tanggal 13 Juli 2025, Presiden Prabowo menjalin pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa, di Brussel, Belgia.
Pertemuan ini menjadi momentum penting yang menguatkan kolaborasi ekonomi antara kedua belah pihak, serta membuka jalan untuk finalisasi IEU-CEPA.
Setelah melalui 19 kali perundingan dalam sembilan tahun terakhir, perjanjian Indonesia–EU CEPA akhirnya resmi ditandatangani pada 22 September 2025.
Kesepakatan ini menjadi bukti nyata dari keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Urgensi dan Dampak Ekonomi IEU-CEPA
Perdagangan barang antara Indonesia dan Uni Eropa mencapai lebih dari EUR 30 miliar per tahun pada tahun 2023.
Indonesia mengimpor sejumlah barang penting seperti kendaraan bermotor, mesin industri, dan obat-obatan dari Eropa, sementara ekspor utama Indonesia mencakup minyak kelapa sawit, bijih tembaga, serta lemak industri.




